Sunday, July 12, 2009

Ahlul Kitab

Antara Facebook dan Manusia Produktif
dakwatuna.com -Kecanggihan teknologi informasi khususnya internet telah membawa kemajuan yang sangat pesat di seluruh aspek kehidupan. Berapa banyak kawan lama yang kembali bersilaturahim berkat situs jejaring rekaan Mark Zuckerberg bernama Facebook. Berapa banyak bisnis berjalan mulus dan berkembang berkat distribusi dan jaringan melalui internet. Berapa pula banyak orang yang menjadi religius berkat siraman rohani dari berbagai situs dakwah yang bertebaran di dunia maya.
Namun dibalik manfaat kecanggihan internet itu tidak sedikit pula mudharat yang bakal menimpa penggunanya. Edward Richardson, pria asal London, Inggris tega membunuh mantan istrinya. Penyebabnya hal sepele, yakni setelah mengetahui kalau mantan istrinya tersebut telah mengubah status ’single’ di Facebooknya. Tidak sedikit juga pengguna internet menjadi tidak produktif karena waktunya habis terbuang hanya untuk memperhatikan perkembangan Facebooknya.
Jika Facebook dan produk internet lainnya telah melalaikan dan menurunkan produktivitas kita sebagai seorang muslim itu tandanya kita harus waspada. Islam –dengan ke-syumul-annya– menawarkan konsep “manusia produktif” kepada setiap orang sekaligus mengantarkan mereka menembus nilai-nilai ilahiyyah yang sering tertutup oleh tabir kegelapan jahiliyyah. Sekurang-kurangnya ada empat prinsip yang diutarakan sebagai konsep Islam dalam membina manusia menjadi muslim produktif, duniawi dan ukhrawi.
Yang pertama, mengubah paradigma hidup dan ibadah. Dalam Islam, hidup bukanlah menuju kematian, akan tetapi menuju kehidupan yang abadi. Hidup merupakan ladang yang akan dituai hasilnya di kehidupan abadi nanti. Sehingga hidup ini merupakan durasi penyeleksian manusia dari amalan-amalannya, dari produktivitasnya di pentas dunia. Mana di antara mereka yang tingkat produktivitasnya tinggi dan mana yang tidak. Allah swt berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS 51:56)
Apabila paradigma (cara pandang) terhadap Facebook dan produk internet lainnya sebagai sarana atau media yang memberikan kemudahan kepada kita untuk beribadah kepada Allah SWT maka peningkatan produktivitas kita akan mengalami lonjakan kenaikan yang tinggi karena media itu telah memberi banyak manfaat kepada kita, bukan menjadi sarana yang menjerumuskan kita kepada kesia-siaan, waktu yang terbuang dan berbagai kemudharatan lainnya.
Yang kedua, memelihara kunci produktivitas, yaitu hati. Rasulullah saw bersabda: “Ingatlah dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka akan baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, itu tidak lain adalah hati”.
Hati merupakan “ruh” bagi semua potensi yang kita miliki. Jika hati kita bersih pikiran dan tenaga tidak akan tercurahkan serta tersalurkan hanya untuk melihat foto-foto orang lain, atau membaca komentar-komentar orang lain di Facebook. Jika hati kita bersih kita juga tidak akan berbuat iseng kepada orang lain dengan mengambil gambar orang lain untuk keperluan yang tidak bermanfaat.
Hati yang terpelihara dan terlindungi akan memancarkan energi yang mendorong manusia untuk beramal lebih banyak dan lebih berkualitas lagi. Produktivitasnya akan terjaga bahkan akan terus bertambah sedikit demi sedikit. Dan tidak hanya itu, ‘amaliyah-nya (produktivitas) pun akan mempunyai nilai yang abadi. Nilai ini adalah nilai keikhlasan yang jauh dari kepentingan-kepentingan pribadi dan duniawi.
Yang ketiga, bergerak dari sekarang. Seorang sahabat pernah berkata: “Jika engkau di pagi hari maka janganlah menunggu nanti sore, dan jika engkau di sore hari maka janganlah menunggu waktu besok”. Prinsip “bergerak dari sekarang” ini menunjukkan suatu etos kerja yang tinggi dan hamasah (semangat) beramal yang menggebu-gebu. Seorang muslim sangatlah tidak pantas jika menunda-nunda suatu amal, karena waktu dalam pandangan Islam sangatlah mahal (oleh karena itu, dalam Al-Qur’an Allah swt banyak bersumpah dengan waktu), Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna mengatakan bahwa “waktu adalah kehidupan” .
Dari prinsip ini, akan terlahir sosok-sosok manusia ‘amali. Manusia yang senantiasa menghiasi waktunya dengan produktivitas tinggi akan menjauhi hal-hal yang akan mengantarkannya kepada suatu yang sia-sia dan tak berguna. Apalagi menyibukkan waktunya untuk chatting yang tidak bermanfaat sampai melalaikan waktu shalat. Sosok muslim yang ideal telah digambarkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya, ia berkata: “Di antara tanda bagusnya Islam seseorang, ia senantiasa meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi dirinya”.
Yang keempat, kontinuitas dalam beramal. Dalam Islam, masa produktif ialah sepanjang hayat, selama ia masih menghirup kehidupan, maka ia dituntut untuk terus beramal dan menjaga produktivitasnya, walaupun amalan itu dilakukan sedikit demi sedikit.
Dengan prinsip kontinuitas ini, maka Islam dapat menjaga kestabilan produktivitas seorang muslim. Islam tidak membiarkan seorang muslim beramal “besar” kemudian setelah itu padam dan surut kembali. Dorongan kontinyu (dawam) dalam beramal dengan bentuk ahabul a’mali ilallah (yang paling disukai oleh Allah) merupakan dorongan terbesar bagi setiap muslim untuk senantiasa terus produktif dan menjaga produktivitasnya.
Seharusnya kita dapat menjadikan Facebook dan media internet lainnya sebagai sarana untuk menyebarkan fikrah Islamiyah yang bersih. Satu saja orang bisa tersentuh cahaya Allah melalui tangan kita tentu akan melapangkan jalan kita ke surga.
Dunia dan segala apa yang ada di dalamnya hanyalah sarana yang akan menghantarkan kita pada perjumpaan dengan yang Maha Pencipta. Jangan terlalu dicinta yang membuat waktu kita habis bersamanya. Amatlah merugi jika sarana itu justru menghantarkan kita kepada kehinaan di neraka jahanam. Sebagai seorang muslim kita memahami bahwa hidup ini hanya sekali. Hiasilah ia dengan sikap produktif, kreatif, inovatif dan prostatic. Semoga kita semua menjadi manusia yang beruntung. Amin… (Yesi Elsandra)




>>Selengkapnya>

Antara Facebook dan Manusia Produktif

Antara Facebook dan Manusia Produktif
dakwatuna.com -Kecanggihan teknologi informasi khususnya internet telah membawa kemajuan yang sangat pesat di seluruh aspek kehidupan. Berapa banyak kawan lama yang kembali bersilaturahim berkat situs jejaring rekaan Mark Zuckerberg bernama Facebook. Berapa banyak bisnis berjalan mulus dan berkembang berkat distribusi dan jaringan melalui internet. Berapa pula banyak orang yang menjadi religius berkat siraman rohani dari berbagai situs dakwah yang bertebaran di dunia maya.
Namun dibalik manfaat kecanggihan internet itu tidak sedikit pula mudharat yang bakal menimpa penggunanya. Edward Richardson, pria asal London, Inggris tega membunuh mantan istrinya. Penyebabnya hal sepele, yakni setelah mengetahui kalau mantan istrinya tersebut telah mengubah status ’single’ di Facebooknya. Tidak sedikit juga pengguna internet menjadi tidak produktif karena waktunya habis terbuang hanya untuk memperhatikan perkembangan Facebooknya.
Jika Facebook dan produk internet lainnya telah melalaikan dan menurunkan produktivitas kita sebagai seorang muslim itu tandanya kita harus waspada. Islam –dengan ke-syumul-annya– menawarkan konsep “manusia produktif” kepada setiap orang sekaligus mengantarkan mereka menembus nilai-nilai ilahiyyah yang sering tertutup oleh tabir kegelapan jahiliyyah. Sekurang-kurangnya ada empat prinsip yang diutarakan sebagai konsep Islam dalam membina manusia menjadi muslim produktif, duniawi dan ukhrawi.
Yang pertama, mengubah paradigma hidup dan ibadah. Dalam Islam, hidup bukanlah menuju kematian, akan tetapi menuju kehidupan yang abadi. Hidup merupakan ladang yang akan dituai hasilnya di kehidupan abadi nanti. Sehingga hidup ini merupakan durasi penyeleksian manusia dari amalan-amalannya, dari produktivitasnya di pentas dunia. Mana di antara mereka yang tingkat produktivitasnya tinggi dan mana yang tidak. Allah swt berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS 51:56)
Apabila paradigma (cara pandang) terhadap Facebook dan produk internet lainnya sebagai sarana atau media yang memberikan kemudahan kepada kita untuk beribadah kepada Allah SWT maka peningkatan produktivitas kita akan mengalami lonjakan kenaikan yang tinggi karena media itu telah memberi banyak manfaat kepada kita, bukan menjadi sarana yang menjerumuskan kita kepada kesia-siaan, waktu yang terbuang dan berbagai kemudharatan lainnya.
Yang kedua, memelihara kunci produktivitas, yaitu hati. Rasulullah saw bersabda: “Ingatlah dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka akan baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, itu tidak lain adalah hati”.
Hati merupakan “ruh” bagi semua potensi yang kita miliki. Jika hati kita bersih pikiran dan tenaga tidak akan tercurahkan serta tersalurkan hanya untuk melihat foto-foto orang lain, atau membaca komentar-komentar orang lain di Facebook. Jika hati kita bersih kita juga tidak akan berbuat iseng kepada orang lain dengan mengambil gambar orang lain untuk keperluan yang tidak bermanfaat.
Hati yang terpelihara dan terlindungi akan memancarkan energi yang mendorong manusia untuk beramal lebih banyak dan lebih berkualitas lagi. Produktivitasnya akan terjaga bahkan akan terus bertambah sedikit demi sedikit. Dan tidak hanya itu, ‘amaliyah-nya (produktivitas) pun akan mempunyai nilai yang abadi. Nilai ini adalah nilai keikhlasan yang jauh dari kepentingan-kepentingan pribadi dan duniawi.
Yang ketiga, bergerak dari sekarang. Seorang sahabat pernah berkata: “Jika engkau di pagi hari maka janganlah menunggu nanti sore, dan jika engkau di sore hari maka janganlah menunggu waktu besok”. Prinsip “bergerak dari sekarang” ini menunjukkan suatu etos kerja yang tinggi dan hamasah (semangat) beramal yang menggebu-gebu. Seorang muslim sangatlah tidak pantas jika menunda-nunda suatu amal, karena waktu dalam pandangan Islam sangatlah mahal (oleh karena itu, dalam Al-Qur’an Allah swt banyak bersumpah dengan waktu), Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna mengatakan bahwa “waktu adalah kehidupan” .
Dari prinsip ini, akan terlahir sosok-sosok manusia ‘amali. Manusia yang senantiasa menghiasi waktunya dengan produktivitas tinggi akan menjauhi hal-hal yang akan mengantarkannya kepada suatu yang sia-sia dan tak berguna. Apalagi menyibukkan waktunya untuk chatting yang tidak bermanfaat sampai melalaikan waktu shalat. Sosok muslim yang ideal telah digambarkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya, ia berkata: “Di antara tanda bagusnya Islam seseorang, ia senantiasa meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi dirinya”.
Yang keempat, kontinuitas dalam beramal. Dalam Islam, masa produktif ialah sepanjang hayat, selama ia masih menghirup kehidupan, maka ia dituntut untuk terus beramal dan menjaga produktivitasnya, walaupun amalan itu dilakukan sedikit demi sedikit.
Dengan prinsip kontinuitas ini, maka Islam dapat menjaga kestabilan produktivitas seorang muslim. Islam tidak membiarkan seorang muslim beramal “besar” kemudian setelah itu padam dan surut kembali. Dorongan kontinyu (dawam) dalam beramal dengan bentuk ahabul a’mali ilallah (yang paling disukai oleh Allah) merupakan dorongan terbesar bagi setiap muslim untuk senantiasa terus produktif dan menjaga produktivitasnya.
Seharusnya kita dapat menjadikan Facebook dan media internet lainnya sebagai sarana untuk menyebarkan fikrah Islamiyah yang bersih. Satu saja orang bisa tersentuh cahaya Allah melalui tangan kita tentu akan melapangkan jalan kita ke surga.
Dunia dan segala apa yang ada di dalamnya hanyalah sarana yang akan menghantarkan kita pada perjumpaan dengan yang Maha Pencipta. Jangan terlalu dicinta yang membuat waktu kita habis bersamanya. Amatlah merugi jika sarana itu justru menghantarkan kita kepada kehinaan di neraka jahanam. Sebagai seorang muslim kita memahami bahwa hidup ini hanya sekali. Hiasilah ia dengan sikap produktif, kreatif, inovatif dan prostatic. Semoga kita semua menjadi manusia yang beruntung. Amin… (Yesi Elsandra)




>>Selengkapnya>

Ayat - ayat Al Qur’an tentang Taubat

Bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan, pemandangan wanita berpakaian transparan, setengah terbuka, dan ketat sudah menjadi hal yang lumrah. Setiap hari pemandangan seperti itu akan terlihat, sengaja ataupun tidak sengaja. Ketika kita sedang menunggu bis di halte, dalam bis, melewati jalan, di pasar, dan berbagai tempat lainnya.

Kita juga mungkin tahu, bahwa sebagian wanita yang berpakaian ketat dan terbuka tersebut bila ditanya, “Apakah anda seorang muslimah?” ia akan menjawab, “Ya, saya seorang muslimah.” Lalu kalau kita coba bertanya kembali, “Apakah model pakaian anda sesuai dengan ketentuan syariat islam?” ia juga akan berujar dengan bangga, “Inilah modernitas.”

Islam hadir menjunjung tinggi kedudukan wanita. Wanita yang dahulu dimasa sebelum kenabian Muhammad Saw. selalu dilecehkan dan tidak dihargai dengan datangnya Islam mereka diperhitungkan dan ditempatkan pada posisi yang mulia. Orang-orang yang tidak memahami ajaran islam sepenuhnya, tidak menggali sejarah masa lalu, dan menjadi budak hawa nafsu berusaha dengan sekuat tenaga melepaskan para wanita dari pakaian kemuliaannya.

Semua itu mereka landaskan dengan dalih kebebasan berpendapat, kesetaraan gender, dan modernitas zaman. Sehingga wanita muslimah yang menutup seluruh tubuhnya dianggap kolot dan tidak maju. Mereka dikucilkan dan dilecehkan, seperti yang terjadi di beberapa negara non-muslim dan juga negara yang penduduknya menganut agama Islam.

Kebebasan berpendapat yang tidak pada tempatnya dan kebablasan serta kesetaraan gender yang sering kali salah diartikan adalah paham yang datang dari Barat. Paham orang-orang yang tidak mengenal agama. Dimana setiap orang bebas melakukan apapun yang ia lakukan selama tidak mengganggu ketentraman orang lain. Selama hal itu masih dalam standar wajar yang mereka tetapkan.

Sehingga bukanlah hal yang asing kalau dalam film-film Barat yang pernah kita tonton melalui televisi seringkali ditampilkan di dalamnya kehidupan yang bebas dan lepas. Dan yang parahnya lagi, saat ini stasiun-stasiun televisi di Indonesia seolah-olah berlomba-lomba menyuguhkan tayangan-tayangan yang mengundang birahi syahwat.

Sebagian wanita muslimah yang lemah iman dan dangkal pemahaman keislamannya sering kali tertipu dengan syubhat yang dilontarkan Barat. Dan mereka saling berlomba untuk meniru gaya hidup yang rusak tersebut. Sehingga apa yang terjadi? Kerusakan moral, kasus pelecehan, perkosaan, dan perzinaan seperti hal yang biasa kita dengar dan baca dalam media elektronik dan cetak. Bukankah semua ini berawal dari sebagian wanita yang mempertontonkan kemolekan tubuhnya pada orang banyak?

Bagi laki laki yang teguh imannya mungkin akan sanggup untuk memalingkan mata dan menghindari hal tersebut. Tapi bagaimanakah dengan mereka yang masih leman iman dan amalannya, apakah yang terjadi? Dengan dorongan yang selalu datang dari hawa nafsu dan bisikan setan ia akan berusaha mencari jalan untuk bisa menyalurkan hasratnya yang tidak lagi bisa dibendung, sehingga berbagai tindakan kriminal, perzinaan, perkosaan, hubungan diluar nikah dan lainnyapun banyak terjadi dan sering kita dengar.

Tidak ada sedikitpun kebaikan paham kebebasan yang diusung Barat terhadap upaya melepaskan para wanita muslimah dari pakaian kemuliaan yang telah Allah tetapkan bagi mereka. Apa yang mereka gembar-gemborkan adalah upaya untuk merusak tatanan kehidupan bermasyarakat dan menjauhkan wanita dari agamanya. Dan paham itu telah terbukti menimbulkan kerusakan multidimensi dalam tatanan kehidupan masyarakat, seperti yang terjadi di masyarakat Barat.

Islam mewajibkan kepada setiap muslimah supaya menutup aurat, dimana setiap manusia yang berbudaya sesuai dengan fitrahnya akan malu kalau auratnya itu terbuka. Sehingga dengan demikian akan berbedalah manusia dari binatang yang telanjang.

Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bagian-bagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti : bagian dada, betis , paha, dan sebagainya.

Dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (l) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk sorga, dan tidak akan mencium bau sorga, padahal bau sorga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian." (Riwayat Muslim, Babul Libas)

Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.

Jadi, pada dasarnya bukanlah modernisasi yang mereka gembar gemborkan, bukan juga keseteraan gender, tapi mereka mengusung mazhab setan dan hawa nafsu yang akan merusak moral dan kehidupan masyarakat. Mereka ingin mengembalikan para wanita muslimah pada kehidupan jahiliyah. Sehingga pada akhirnya, ketika mereka telah sampai pada puncak modernisasi yang mereka usung, kita tidak akan lagi melihat para wanita berpakaian di tempat-tempat umum.

Kalaupun berpakaian hanya menutup dua bagian sensitif dengan dua potong kain. Pemandangan seperti ini tak jauh berbeda dari pemadangan gerombolan sapi, kerbau, kambing, dan hewan lainnya. Hewan memang tidak punya akal dan rasa malu sehingga ia tidak ambil pusing dengan apa yang ia lakukan. Tapi manusia yang telah Allah anugerahkan padanya akal dan hati, justru seharusnya lebih berifikir bijak dan punya rasa malu.

Sungguh benar apa yang telah Allah sampaikan dalam Al-Qur'an, bahwa mereka punya telinga, tapi tidak digunakan untuk mendengarkan kebenaran, punya mata tapi tidak digunakan melihat kebenaran dan punya hati tapi tidak digunakan untuk memahami kebenaran, mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat dari binatang.

Sesungguhnya tabarruj (mempertontonkan perhiasan dan kecantikan pada orang lain) adalah kehidupan jahiliyah dan segala paham yang mengusung pada tabarruj sama artinya ingin mengembalikan wanita pada masa jahiliyah, masa kekolotan, dan kebodohan. Sedangkan, hijab itulah sesungguhnya kemajuan dan kemuliaan diri bagi wanita.

Saat ini mereka membisikkan ke telinga wanita: Keluarlah, tinggalkan rumahmu, jalanilah kehidupan modern, lepaskanlah pakaian yang menutup tubuhmu, lepaskanlah keterbelakangan. Sehingga beberapa wanita bekerja di pesawat, menjadi pramugari, di bar-bar, pertokoan, dan lainnya. Mereka disuruh keluar setengah telanjang di taman-taman, sehingga mereka tidak akan rela sampai menjadikan para wanita muslimah duduk dan berjalan di tepi pantai dengan hanya mengenakan dua potong kain, penutup bagian atas dan bawah.

Kemudian mereka berkata, “Sekarang engkau telah menjadi wanita yang maju dan berperadaban.”

Kita bertanya, "Apakah setiap kali para wanita hidup dalam kemajuan dan berperadaban, ia mengangkat kainnya di atas betis dan paha, kemudian ia menyempitkan pakaiannya?" Peradaban dan kemajuan apakah yang mereka gembar-gemborkan ketika wanita di tepi pantai hanya mengenakan dua potong pakaian penutup saja? Tidak lain adalah peradaban hewan.

Sejatinya, modernisasi dan kemajuan yang telah dilakukan oleh manusia tidak hanya diartikan kemajuan dibidang sains dan teknologi saja, kemudian mengabaikan agama dan moral, tapi kemajuan dan keberadaban yang sesungguhnya adalah mencakup ilmu, iman, amal, mental, akhlak, dan moral. Sehingga dapat tergambar dari kemajuan tersebut kehidupan yang tenang, aman, damai, tentram, dan selamat. Wallahu a`lam bish-showab.

Sumber : Insistnet.com

>>Selengkapnya>

Sya'ir...


Bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan, pemandangan wanita berpakaian transparan, setengah terbuka, dan ketat sudah menjadi hal yang lumrah. Setiap hari pemandangan seperti itu akan terlihat, sengaja ataupun tidak sengaja. Ketika kita sedang menunggu bis di halte, dalam bis, melewati jalan, di pasar, dan berbagai tempat lainnya.

Kita juga mungkin tahu, bahwa sebagian wanita yang berpakaian ketat dan terbuka tersebut bila ditanya, “Apakah anda seorang muslimah?” ia akan menjawab, “Ya, saya seorang muslimah.” Lalu kalau kita coba bertanya kembali, “Apakah model pakaian anda sesuai dengan ketentuan syariat islam?” ia juga akan berujar dengan bangga, “Inilah modernitas.”

Islam hadir menjunjung tinggi kedudukan wanita. Wanita yang dahulu dimasa sebelum kenabian Muhammad Saw. selalu dilecehkan dan tidak dihargai dengan datangnya Islam mereka diperhitungkan dan ditempatkan pada posisi yang mulia. Orang-orang yang tidak memahami ajaran islam sepenuhnya, tidak menggali sejarah masa lalu, dan menjadi budak hawa nafsu berusaha dengan sekuat tenaga melepaskan para wanita dari pakaian kemuliaannya.

Semua itu mereka landaskan dengan dalih kebebasan berpendapat, kesetaraan gender, dan modernitas zaman. Sehingga wanita muslimah yang menutup seluruh tubuhnya dianggap kolot dan tidak maju. Mereka dikucilkan dan dilecehkan, seperti yang terjadi di beberapa negara non-muslim dan juga negara yang penduduknya menganut agama Islam.

Kebebasan berpendapat yang tidak pada tempatnya dan kebablasan serta kesetaraan gender yang sering kali salah diartikan adalah paham yang datang dari Barat. Paham orang-orang yang tidak mengenal agama. Dimana setiap orang bebas melakukan apapun yang ia lakukan selama tidak mengganggu ketentraman orang lain. Selama hal itu masih dalam standar wajar yang mereka tetapkan.

Sehingga bukanlah hal yang asing kalau dalam film-film Barat yang pernah kita tonton melalui televisi seringkali ditampilkan di dalamnya kehidupan yang bebas dan lepas. Dan yang parahnya lagi, saat ini stasiun-stasiun televisi di Indonesia seolah-olah berlomba-lomba menyuguhkan tayangan-tayangan yang mengundang birahi syahwat.

Sebagian wanita muslimah yang lemah iman dan dangkal pemahaman keislamannya sering kali tertipu dengan syubhat yang dilontarkan Barat. Dan mereka saling berlomba untuk meniru gaya hidup yang rusak tersebut. Sehingga apa yang terjadi? Kerusakan moral, kasus pelecehan, perkosaan, dan perzinaan seperti hal yang biasa kita dengar dan baca dalam media elektronik dan cetak. Bukankah semua ini berawal dari sebagian wanita yang mempertontonkan kemolekan tubuhnya pada orang banyak?

Bagi laki laki yang teguh imannya mungkin akan sanggup untuk memalingkan mata dan menghindari hal tersebut. Tapi bagaimanakah dengan mereka yang masih leman iman dan amalannya, apakah yang terjadi? Dengan dorongan yang selalu datang dari hawa nafsu dan bisikan setan ia akan berusaha mencari jalan untuk bisa menyalurkan hasratnya yang tidak lagi bisa dibendung, sehingga berbagai tindakan kriminal, perzinaan, perkosaan, hubungan diluar nikah dan lainnyapun banyak terjadi dan sering kita dengar.

Tidak ada sedikitpun kebaikan paham kebebasan yang diusung Barat terhadap upaya melepaskan para wanita muslimah dari pakaian kemuliaan yang telah Allah tetapkan bagi mereka. Apa yang mereka gembar-gemborkan adalah upaya untuk merusak tatanan kehidupan bermasyarakat dan menjauhkan wanita dari agamanya. Dan paham itu telah terbukti menimbulkan kerusakan multidimensi dalam tatanan kehidupan masyarakat, seperti yang terjadi di masyarakat Barat.

Islam mewajibkan kepada setiap muslimah supaya menutup aurat, dimana setiap manusia yang berbudaya sesuai dengan fitrahnya akan malu kalau auratnya itu terbuka. Sehingga dengan demikian akan berbedalah manusia dari binatang yang telanjang.

Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bagian-bagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti : bagian dada, betis , paha, dan sebagainya.

Dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (l) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk sorga, dan tidak akan mencium bau sorga, padahal bau sorga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian." (Riwayat Muslim, Babul Libas)

Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.

Jadi, pada dasarnya bukanlah modernisasi yang mereka gembar gemborkan, bukan juga keseteraan gender, tapi mereka mengusung mazhab setan dan hawa nafsu yang akan merusak moral dan kehidupan masyarakat. Mereka ingin mengembalikan para wanita muslimah pada kehidupan jahiliyah. Sehingga pada akhirnya, ketika mereka telah sampai pada puncak modernisasi yang mereka usung, kita tidak akan lagi melihat para wanita berpakaian di tempat-tempat umum.

Kalaupun berpakaian hanya menutup dua bagian sensitif dengan dua potong kain. Pemandangan seperti ini tak jauh berbeda dari pemadangan gerombolan sapi, kerbau, kambing, dan hewan lainnya. Hewan memang tidak punya akal dan rasa malu sehingga ia tidak ambil pusing dengan apa yang ia lakukan. Tapi manusia yang telah Allah anugerahkan padanya akal dan hati, justru seharusnya lebih berifikir bijak dan punya rasa malu.

Sungguh benar apa yang telah Allah sampaikan dalam Al-Qur'an, bahwa mereka punya telinga, tapi tidak digunakan untuk mendengarkan kebenaran, punya mata tapi tidak digunakan melihat kebenaran dan punya hati tapi tidak digunakan untuk memahami kebenaran, mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat dari binatang.

Sesungguhnya tabarruj (mempertontonkan perhiasan dan kecantikan pada orang lain) adalah kehidupan jahiliyah dan segala paham yang mengusung pada tabarruj sama artinya ingin mengembalikan wanita pada masa jahiliyah, masa kekolotan, dan kebodohan. Sedangkan, hijab itulah sesungguhnya kemajuan dan kemuliaan diri bagi wanita.

Saat ini mereka membisikkan ke telinga wanita: Keluarlah, tinggalkan rumahmu, jalanilah kehidupan modern, lepaskanlah pakaian yang menutup tubuhmu, lepaskanlah keterbelakangan. Sehingga beberapa wanita bekerja di pesawat, menjadi pramugari, di bar-bar, pertokoan, dan lainnya. Mereka disuruh keluar setengah telanjang di taman-taman, sehingga mereka tidak akan rela sampai menjadikan para wanita muslimah duduk dan berjalan di tepi pantai dengan hanya mengenakan dua potong kain, penutup bagian atas dan bawah.

Kemudian mereka berkata, “Sekarang engkau telah menjadi wanita yang maju dan berperadaban.”

Kita bertanya, "Apakah setiap kali para wanita hidup dalam kemajuan dan berperadaban, ia mengangkat kainnya di atas betis dan paha, kemudian ia menyempitkan pakaiannya?" Peradaban dan kemajuan apakah yang mereka gembar-gemborkan ketika wanita di tepi pantai hanya mengenakan dua potong pakaian penutup saja? Tidak lain adalah peradaban hewan.

Sejatinya, modernisasi dan kemajuan yang telah dilakukan oleh manusia tidak hanya diartikan kemajuan dibidang sains dan teknologi saja, kemudian mengabaikan agama dan moral, tapi kemajuan dan keberadaban yang sesungguhnya adalah mencakup ilmu, iman, amal, mental, akhlak, dan moral. Sehingga dapat tergambar dari kemajuan tersebut kehidupan yang tenang, aman, damai, tentram, dan selamat. Wallahu a`lam bish-showab.

Sumber : Insistnet.com

>>Selengkapnya>

Bukan Modernisasi, Tapi Jahiliyahisasi dan Hewanisasi

Bagi kita yang tinggal di daerah perkotaan, pemandangan wanita berpakaian transparan, setengah terbuka, dan ketat sudah menjadi hal yang lumrah. Setiap hari pemandangan seperti itu akan terlihat, sengaja ataupun tidak sengaja. Ketika kita sedang menunggu bis di halte, dalam bis, melewati jalan, di pasar, dan berbagai tempat lainnya.

Kita juga mungkin tahu, bahwa sebagian wanita yang berpakaian ketat dan terbuka tersebut bila ditanya, “Apakah anda seorang muslimah?” ia akan menjawab, “Ya, saya seorang muslimah.” Lalu kalau kita coba bertanya kembali, “Apakah model pakaian anda sesuai dengan ketentuan syariat islam?” ia juga akan berujar dengan bangga, “Inilah modernitas.”

Islam hadir menjunjung tinggi kedudukan wanita. Wanita yang dahulu dimasa sebelum kenabian Muhammad Saw. selalu dilecehkan dan tidak dihargai dengan datangnya Islam mereka diperhitungkan dan ditempatkan pada posisi yang mulia. Orang-orang yang tidak memahami ajaran islam sepenuhnya, tidak menggali sejarah masa lalu, dan menjadi budak hawa nafsu berusaha dengan sekuat tenaga melepaskan para wanita dari pakaian kemuliaannya.

Semua itu mereka landaskan dengan dalih kebebasan berpendapat, kesetaraan gender, dan modernitas zaman. Sehingga wanita muslimah yang menutup seluruh tubuhnya dianggap kolot dan tidak maju. Mereka dikucilkan dan dilecehkan, seperti yang terjadi di beberapa negara non-muslim dan juga negara yang penduduknya menganut agama Islam.

Kebebasan berpendapat yang tidak pada tempatnya dan kebablasan serta kesetaraan gender yang sering kali salah diartikan adalah paham yang datang dari Barat. Paham orang-orang yang tidak mengenal agama. Dimana setiap orang bebas melakukan apapun yang ia lakukan selama tidak mengganggu ketentraman orang lain. Selama hal itu masih dalam standar wajar yang mereka tetapkan.

Sehingga bukanlah hal yang asing kalau dalam film-film Barat yang pernah kita tonton melalui televisi seringkali ditampilkan di dalamnya kehidupan yang bebas dan lepas. Dan yang parahnya lagi, saat ini stasiun-stasiun televisi di Indonesia seolah-olah berlomba-lomba menyuguhkan tayangan-tayangan yang mengundang birahi syahwat.

Sebagian wanita muslimah yang lemah iman dan dangkal pemahaman keislamannya sering kali tertipu dengan syubhat yang dilontarkan Barat. Dan mereka saling berlomba untuk meniru gaya hidup yang rusak tersebut. Sehingga apa yang terjadi? Kerusakan moral, kasus pelecehan, perkosaan, dan perzinaan seperti hal yang biasa kita dengar dan baca dalam media elektronik dan cetak. Bukankah semua ini berawal dari sebagian wanita yang mempertontonkan kemolekan tubuhnya pada orang banyak?

Bagi laki laki yang teguh imannya mungkin akan sanggup untuk memalingkan mata dan menghindari hal tersebut. Tapi bagaimanakah dengan mereka yang masih leman iman dan amalannya, apakah yang terjadi? Dengan dorongan yang selalu datang dari hawa nafsu dan bisikan setan ia akan berusaha mencari jalan untuk bisa menyalurkan hasratnya yang tidak lagi bisa dibendung, sehingga berbagai tindakan kriminal, perzinaan, perkosaan, hubungan diluar nikah dan lainnyapun banyak terjadi dan sering kita dengar.

Tidak ada sedikitpun kebaikan paham kebebasan yang diusung Barat terhadap upaya melepaskan para wanita muslimah dari pakaian kemuliaan yang telah Allah tetapkan bagi mereka. Apa yang mereka gembar-gemborkan adalah upaya untuk merusak tatanan kehidupan bermasyarakat dan menjauhkan wanita dari agamanya. Dan paham itu telah terbukti menimbulkan kerusakan multidimensi dalam tatanan kehidupan masyarakat, seperti yang terjadi di masyarakat Barat.

Islam mewajibkan kepada setiap muslimah supaya menutup aurat, dimana setiap manusia yang berbudaya sesuai dengan fitrahnya akan malu kalau auratnya itu terbuka. Sehingga dengan demikian akan berbedalah manusia dari binatang yang telanjang.

Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bagian-bagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti : bagian dada, betis , paha, dan sebagainya.

Dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (l) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk sorga, dan tidak akan mencium bau sorga, padahal bau sorga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian." (Riwayat Muslim, Babul Libas)

Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.

Jadi, pada dasarnya bukanlah modernisasi yang mereka gembar gemborkan, bukan juga keseteraan gender, tapi mereka mengusung mazhab setan dan hawa nafsu yang akan merusak moral dan kehidupan masyarakat. Mereka ingin mengembalikan para wanita muslimah pada kehidupan jahiliyah. Sehingga pada akhirnya, ketika mereka telah sampai pada puncak modernisasi yang mereka usung, kita tidak akan lagi melihat para wanita berpakaian di tempat-tempat umum.

Kalaupun berpakaian hanya menutup dua bagian sensitif dengan dua potong kain. Pemandangan seperti ini tak jauh berbeda dari pemadangan gerombolan sapi, kerbau, kambing, dan hewan lainnya. Hewan memang tidak punya akal dan rasa malu sehingga ia tidak ambil pusing dengan apa yang ia lakukan. Tapi manusia yang telah Allah anugerahkan padanya akal dan hati, justru seharusnya lebih berifikir bijak dan punya rasa malu.

Sungguh benar apa yang telah Allah sampaikan dalam Al-Qur'an, bahwa mereka punya telinga, tapi tidak digunakan untuk mendengarkan kebenaran, punya mata tapi tidak digunakan melihat kebenaran dan punya hati tapi tidak digunakan untuk memahami kebenaran, mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat dari binatang.

Sesungguhnya tabarruj (mempertontonkan perhiasan dan kecantikan pada orang lain) adalah kehidupan jahiliyah dan segala paham yang mengusung pada tabarruj sama artinya ingin mengembalikan wanita pada masa jahiliyah, masa kekolotan, dan kebodohan. Sedangkan, hijab itulah sesungguhnya kemajuan dan kemuliaan diri bagi wanita.

Saat ini mereka membisikkan ke telinga wanita: Keluarlah, tinggalkan rumahmu, jalanilah kehidupan modern, lepaskanlah pakaian yang menutup tubuhmu, lepaskanlah keterbelakangan. Sehingga beberapa wanita bekerja di pesawat, menjadi pramugari, di bar-bar, pertokoan, dan lainnya. Mereka disuruh keluar setengah telanjang di taman-taman, sehingga mereka tidak akan rela sampai menjadikan para wanita muslimah duduk dan berjalan di tepi pantai dengan hanya mengenakan dua potong kain, penutup bagian atas dan bawah.

Kemudian mereka berkata, “Sekarang engkau telah menjadi wanita yang maju dan berperadaban.”

Kita bertanya, "Apakah setiap kali para wanita hidup dalam kemajuan dan berperadaban, ia mengangkat kainnya di atas betis dan paha, kemudian ia menyempitkan pakaiannya?" Peradaban dan kemajuan apakah yang mereka gembar-gemborkan ketika wanita di tepi pantai hanya mengenakan dua potong pakaian penutup saja? Tidak lain adalah peradaban hewan.

Sejatinya, modernisasi dan kemajuan yang telah dilakukan oleh manusia tidak hanya diartikan kemajuan dibidang sains dan teknologi saja, kemudian mengabaikan agama dan moral, tapi kemajuan dan keberadaban yang sesungguhnya adalah mencakup ilmu, iman, amal, mental, akhlak, dan moral. Sehingga dapat tergambar dari kemajuan tersebut kehidupan yang tenang, aman, damai, tentram, dan selamat. Wallahu a`lam bish-showab.

Sumber : Insistnet.com

>>Selengkapnya>

Dahsyatnya Neraka

Dahsyatnya Neraka
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Wahai manusia yang durhaka dan senantiasa bergelimang dengan maksiat dan
dosa, tidakkah kedahsyatan jahannam menggetarkan hatimu? Allah
menyediakan bagi hamba-hamba-Nya yang ingkar lagi sombong. Ingatlah
tatkala jahannam ditarik dengan 70.000 tali kekang dan setiap tali
ditarik oleh 70.000 malaikat, saat itu orang-orang kafir dalam kehinaan,
mereka berharap seandainya dapat menebus semua itu dengan emas sebesar
dunia.
Sungguh besar kehinaan dan kecelakaan para penghuninya. Sungai neraka
adalah darah dan nanah busuk yang menggelegak, minumannya adalah air
yang mendidih, naungannya adalah awan hitam yang panas, anginnya adalah
samum yang membawa hawa panas, makanannya adalah zaqqum yang jika
setetesnya jatuh ke bumi, niscaya hancurlah dunia dan seisinya, bahan
bakarnya adalah manusia dan batu api, panasnya membakar kulit hingga ke
ulu hati, pakaiannya adalah baju ter yang membakar, kedalamannya sejauh
batu yang diluncurkan selama 70 tahun. Suara neraka akan meraung geram
kepada penghuninya. Mereka akan dibelenggu dengan rantai besi membara
dan dipukul dengan palu godam, yang jika mengenai sebuah gunung niscaya
gunung tesebut akan menjadi abu, wajah-wajah mereka diseret di atas bara
api sedang tangan mereka terikat. Duhai . kecelakaan apalagi yang pedih
besar dari itu semua. Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu
dari siksa Jahannam . Amiin.

LOKASI NERAKA
Jika surga terletak di langit ke tujuh, maka sebagian salaf berkata
neraka terletak di dasar bumi yang ke tujuh (begitu pendapat Ibnu Mas'ud
dan lainnya). Namun para jumhur tawaqquf (berdiam diri) dalam masalah
ini, dan inilah pendapat yang dipilih oleh As-Suyuthi dan Waliyullah
Ad-Dahlawi.

PEMANDANGAN LAIN DI JAHANNAM
1.. Di Jahannam terdapat sebuah gunung api Shu'uda yang Allah
memerintahkan orang kafir (Al-Walid bin Mughirah) untuk mendakinya.
(Lihat QS. Al-Muddatstsir: 17). Menurut riwayat Imam Ahmad, setiap kali
dia meletakkan tangannya di atas gunung tersebut, maka tangannya
langsung meleleh. Dan ketika diangkat kembali seperti semula. Dia akan
menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya, dan menuruninya
selama 70 tahun juga.
2.. Di Jahannam juga terdapat lembah Al-Ghayy, yaitu lembah di dasar
Jahannam yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka.
Lembah ini disediakan Allah kepada mereka yang meremehkan shalat dan
mengikuti syahwatnya. (Lihat QS. Maryam: 59).
3.. Juga lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking, adzab di
dalamnya berlipat-lipat. Lembah ini diperuntukkan bagi mereka yang
berbuat syirik, berzina dan membunuh jiwa tanpa hak. (Lihat QS.
Al-Furqan: 68).
4.. Ada juga lembah Maubiqa yang berisi nanah di dalam neraka Jahannam.
Allah menyiapkannya untuk para penyembah berhala. (Lihat QS. Al-Kahfi:
51-52).
5.. Ada juga sebuah rumah bernama Al-Falaq, Ibnu Rajab mengatakan jika
pintunya dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidak
mampu menahan panasnya. Wallahu a'lam.
6.. Di Jahannam juga terdapat penjara Bulas dimana orang-orang yang
menyombongkan diri akan digiring seperti semut-semut kecil berbentuk
manusia, mereka diselimuti dengan kobaran api dan terbenam dalam
keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka. (HR. Ahmad,
hasan).
7.. Belenggu Jahannam. Di dalam Jahannam ada tiga belenggu; Al-Aghlal,
yaitu belenggu dari besi membara yang dipasang dileher penduduk neraka.
(QS. Saba: 33), Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat kuat sehingga
membuat seseorang tak berdaya. (QS. Ibrahim: 49) dan As-Salasil, yaitu
rantai besi yang panjangnya 70 hasta. (QS. Al-Haqqah: 32).
8.. Cambuk Jahannam. Allah berfirman: "Dan untuk mereka cambuk-cambuk
dari besi." (QS. Al-Hajj: 21).


PARA PENJAGA NERAKA
Allah menggambarkan tentang karakter malaikat penjaga neraka, mereka
adalah makhluk yang sangat keras dan kasar. Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6).

MAKANAN DAN MINUMAN DI NERAKA
1.. Pohon Zaqqum, mayangnya seperti kepala syetan, tumbuh di bawah dasar
neraka Jahim, setiap yang memakannya, maka ususnya akan terburai. (QS.
Ash-Shaffat: 62-68).
2.. Pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras, tidak dapat
menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar, karena ia menyumbat
tenggorokan, tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam perut, demikian
menurut Ibnu Abbas. (QS. Al-Ghasiyah: 6).
3.. Ghislin, yaitu nanah bercampur darah yang keluar dari tubuh penduduk
neraka. (QS. Al-Haqqah: 35-37).
4.. Al-Hamim, yaitu air yang sangat panas yang akan disuguhkan dengan
besi panas yang ujungnya dibengkokkan. (QS. An-Naba': 24-25).
5.. Al-Ghassaq, air yang sangat dingin. Menurut Ibnu Umar ia adalah
nanah kental yang jika setetesnya ditumpahkan di barat bumi, niscaya
penduduk timur akan mencium baunya yang sangat busuk.
6.. Ash-Shadid, (QS. Ibrahim: 16), yaitu air nanah bercampur darah. Ibnu
Rajab berkata, air shadid akan membuat wajah mereka hangus, sekaligus
membuat seluruh kulit kepala dan rambutnya mengelupas.


PINTU-PINTU NERAKA
Jahannam memiliki 7 pintu yang tiap-tiap pintu telah ditetapkan golongan
yang akan memasukinya. Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan
kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu
mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan
yang tertentu dari mereka." (QS. Al-Hijr: 43-44).
Ibnu Juraij berkata tentang ayat tersebut:
"Yang pertama adalah Jahannam, kemudian neraka Ladza, neraka Huthamah,
neraka Sa'ir, neraka Saqar, Jahim dan Hawiyah".
Pintu-pintu neraka tertutup rapat, sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka." (QS. Al-Humazah: .
"Mereka berada di dalam neraka yang ditutup rapat." (QS. Al-Balad: 20).
Ibnu Rajab berkata:
"Pintu-pintu neraka akan selalu tertutup sebelum dimasuki oleh
penghuninya nanti pada hari kiamat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan
dalam Al-Qur'an:
"Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah
pintu-pintunya." (QS. Az-Zumar: 71).

GAUNG KEGERAMAN SUARA NERAKA
Orang-orang kafir dapat mendengar raungan suara neraka yang penuh dengan
kegeraman dari jarak yang jauh. Allah berfirman:
"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka
mendengar kegeramannya dan suara nyalanya." (QS. Al-Furqan: 11).
Juga firman-Nya:
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka
yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka)
itu terpecah lantaran marah." (QS. Al-Mulk: 7).
Ka'ab pernah berkata kepada Umar bin Khaththab:
"Demi Allah, Neraka Jahannam akan mengeluarkan gaung suaranya. Tidak ada
satu malaikat yang dekat kepada Allah atau makhluk yang lain kecuali
akan terjatuh di atas kedua lututnya sambil berkata: "Ya Allah, pada
hari ini hendaklah manusia mengurus dirinya sendiri-sendiri."



KADAR HAWA DAN PANAS NERAKA
Rasulullah saw. bersabda:
"Api kalian yang ada sekarang ini yang digunakan bani Adam untuk
membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Ibnu Rajab menukil pendapat Ka'ab kepada Umar bin Khaththab:
"Seandainya neraka Jahannam dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelah
timur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian barat, pasti otaknya
akan meleleh karena tidak mampu menahan panasnya".
Di antara penyebab hawa dan panas neraka sedemikian memuncak adalah
tidak berfungsinya 3 unsur pendingin dari panas bagi manusia, yaitu air,
angin dan naungan untuk berteduh. Air di jahannam adalah hamim (air
panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas),
sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap
hitam yang juga panas). (Lihat QS. Al-Waqi'ah: 41-44).


PERMOHONAN PENDUDUK NERAKA KEPADA PENDUDUK SURGA
Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah berikan kepada
penduduk surga berupa makanan dan minuman yang sangat nikmat, mereka
merengek sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikan
sedikit saja kepada mereka. Di antara penduduk surga ada yang merasa
iba, hingga hampir-hampir memberikannya. Namun Allah mengharamkan
manakan dan minuman itu bagi penduduk neraka. (Lihat QS. Al-A'raf:
44-50).

BAHAN BAKAR NERAKA
Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;" (QS. At-Tahrim:
6).
Sebagian mufassir mengatakan bahwa batu tersebut adalah batu korek atau
belerang, ada yang mengatakan batu berhala yang dahulu disembah orang
musyrik, mereka menjadi bahan bakar neraka sebagai penghinaan atas
sesembahan mereka, begitu pula para penyembahnya. (Lihat QS. Al-Anbiya':
98-99).



KONDISI PENGHUNI NERAKA
1.. Wajah mereka cacat dan terbakar. (QS. Al-Mukminun: 104).
2.. Setiap kulit mereka matang karena terbakar, maka Allah akan
mengganti kulit yang baru, begitulah seterusnya. (QS. An-Nisa': 56).
3.. Wajah yang hangus menghitam, karena kepala mereka akan disematkan
mahkota api.
4.. Penduduk neraka akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari tubuh
mereka.



PAKAIAN DI NERAKA
1.. Pakaian dari Qathiran yang terbuat dari tembaga yang dilebur. (QS.
Ibrahim: 49-50).
2.. Tikar dan selimut api (Mihad dan Ghawasy). (QS. Al-A'raf: 41).




SUMUR DAN JURANG NERAKA
Kedalamannya sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw. dalam riwayat
Muslim dari Abu Hurairah:
"Pada suatu hari kami bersama Nabi saw. Lantas kami mendengar suara
benda jatuh, kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Tahukah kalian, suara
apakah itu?" Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi
saw. bersabda: "Itu adalah suara batu yang dikirim dari neraka jahannam
sejak 70 tahun yang lalu. Dan sekarang baru sampai ke dasar neraka."



LUAS JAHANNAM
Untuk mengetahui luas dan besarnya jahannam, dapat dibayangkan
seandainya jahannam itu memiliki 70.000 tali kekang dan setiap tali
kekang dipegang oleh 70.000 malaikat (Shahihul Jami' 7.878). Juga dengan
mengetahui besarnya tubuh para penghuninya, yang gerahamnya sebesar
gunug Uhud, jarak antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan 3 hari,
tempat duduknya sejauh Makkah dan Madinah, bahkan seandainya seorang
penduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikan
sebuah perahu berlayar di atasnya.



BERBAGAI BENTUK SIKSAAN BAGI PENDUDUK NERAKA
1.. Seringan-ringan siksa adalah seseorang yang memakai terompah dari
bara api, sehingga menyebabkan otaknya mendidih. (HR. Bukhari dan
Muslim).
2.. Kepala mereka akan disiram dengan air panas sehingga melelehkan otak
mereka, begitu pula isi perut dan kulit mereka. (QS. Al-Hajj: 19-21).
3.. Wajah mereka akan diseret di atas bara api, juga dibolak-balik
seperti daging bakar. (QS. Al-Ahzab: 66).
4.. Wajahnya akan dihitamkan seperti tertutup kepingan malam yang gelap
gulita. (QS. Yunus: 27).
5.. Dikepung api dari segala penjuru. (QS. Al-Ankabut: 55 dan Az-Zumar:
16).
6.. Api membakar hati penduduk neraka, sehingga dari hati mereka keluar
api.
7.. Isi perut manusia akan terburai (menimpa kepada Amru bin Luhay,
orang yang pertama kali merubah ajaran tauhid nabi Ibrahim menjadi
penyembahan terhadap berhala).
8.. Terjun dari atas neraka, yaitu bagi mereka yang bunuh diri dengan
menjatuhkan dirinya dari tempat yang tinggi.
9.. Tidak pernah mati selamanya. (QS. Ibrahim: 17).
10.. Siksaannya tidak pernah berhenti. (QS. Al-Mukmin: 49-50).


ULAR DAN KALAJENGKING JAHANNAM
Dalam menjelaskan firman Allah:
"Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka
selalu berbuat kerusakan." (QS. An-Nahl: 88).
Ibnu Mas'ud berkata:
"Yaitu kalajengking yang taringnya seperti pohon kurma yang panjang."
Imam As-Sudi mengatakan bahwa ia adalah ular-ular di dalam neraka.
Riwayat tentang ular dan kalajengking di neraka tidak ada yang marfu'
sampai ke Nabi saw, kebanyakan mauquf pada sahabat dan sebagian
israiliyat. Wallahu a'lam.



JERITAN, RINTIHAN DAN LOLONGAN PENDUDUK NERAKA
Di antara kengerian neraka; penduduknya merintih dan menjerit serta
melolong seperti keledai yang meringkik keras, yang demikian itu karena
saking pedihnya siksa yang dirasakan. (Lihat QS. Al-Anbiya': 100, Hud:
106 dan Fathir: 37). Penduduk neraka akan menangis sampai air mata
mereka habis, sehingga yang keluar dari matanya adalah darah, ya darah,
bukan air lagi!
Mereka merintih dan memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka,
mereka berjanji akan beramal shalih jika dikembalikan di dunia. Namun
harapan mereka adalah harapan kosong dan doa mereka adalah doa yang
sia-sia. Malaikat berkata: "Sesungguhnya kalian akan tetap berada di
neraka ini." (QS. Az-Zukhruf: 77).

SIAPAKAH PENDUDUK NERAKA?
Dari Al-Qur'an dan Sunnah yang shahih disimpulkan bahwa penduduk neraka
adalah orang yang musyrik, kafir, munafik, orang-orang sombong,
orang-orang yang tidak mengingkari Thaghut (sesembahan yang disembah
selain Allah) dan pemimpin zalim, para pezina dan homoseks, peminum
khamer (minuman keras), pemakan riba (seperti bunga Bank), uang judi
(seperti togel, siji, Asuransi dll) dan harta anak yatim tanpa alasan
yang benar, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orang
yang tidak mau berjihad dan tidak mau membantu kaum muslimin yang
tertindas dan diperangi, orang yang meninggalkan shalat, zakat, dan
shaum (puasa), para dayyuts (orang yang membiarkan perbuatan maksiat
terjadi di hadapannya) dan orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,
dll. Wallahu a'lam.

Semoga kita tidak menjadi bagian dari Penduduk Neraka! Amiin Ya Allah..!


Wallahu A'lam.



>>Selengkapnya>

Indahnya Surga....

Januari 12, 2008
Indahnya Surga
Surga adalah sebuah tempat yang akan dimasuki oleh orang-orang beriman bertaqwa dan mau beramal shalih, serta merupakan tempat bagi orang-orang yang dikaruniai oleh Allah. Dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada” dan orang-orang shali sebagai balasan kemudian di kampung akhirat Surga adalah cita-cita yang sangat mulia yang membuat mata terpesona melihat taman-tamannya, yang dirindukan oleh setiap manusia disetiap tempat dan zaman. Sesungguhnya Surga itu adalah cita-cita yang paling agung bagi seorang mukmin. Memasukinya dan hidup di dalamnya adalah sebuah sebuah harapan yang selalu dipikirkannya sepanjang umurnya, sehingga Surga membuat seseorang segera menuju kebaikan dan kebenaran walaupun di dalam perjalanan menujunya dipenuhi bahaya, kesulitan, pengorbanan, dan penuh duri, bahkan kematian.
Sehingga dengan semangat menggapai Surga inilah ada sebuah kisah dari Abu Musa al-Asy’ari yang ketika itu berhadapan dengan musuh dalam peperangan, dia berkata, Rasulullah bersabda :
“sesungguhnya pintu – pintu Surga berada dibawah kilatan pedang.” Mendengar itu, “Wahai Abu Musa! Apakah engkau mendengar Rasulullah mengatakannya.”Abu Musa menjawab: “Ya”. Serta orang itu kembali kepada teman-temannya dan berkata:”Saya menyampaikan salam kepada kalian.” Kemudian, dia merobek sarung pedangnya lalu menebaskannya kea rah musuhnya hingga dia terbunuh..”

Ayat – ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang Surga.
Allah SWT telah menjelaskan tentang keadaan Surga didalam kitab-Nya dengan keterangan yang nyata sehingga seakan-akan terkihat di depan mata. Penjelasan tentang Surga itu tidak hanya terdapat dalam satu Al-Quran saja, bahkan sangat banyak surat didalam Al-Quran yang berisi berita tentang Surga, diantaranya : “Sesungguhnya orang – orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman , (yaitu) di dalam taman – taman dan mata air –mata air ; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) mereka berhadap – hadapan. Dan Kami berikan kepad mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran)”. (QS. Ad – Dukhan : 51-55)
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih kedalam Surga – Surga yang dibawahnya mengalir ssungai – sungai. Di Surga itu mereka di beri perhiasan dengan gelang – gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” ( QS. Al-Hajj no. 23 )
“Sesungguhnya orang – orang yang bertaqwa itu didalam taman – taman dan di sungai – sungai, ditempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Perkasa.” ( QS. Al-Qomar : 54-55)


Hadist – hadist shahih yang menjelaskan tentang Surga.
Ketahuilah, wahai, hamba Allah, bahwa Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan tentang sifat Surga yang dijanjikan Allah kepad orang – orang yang bertaqwa dengan keterangan yang mendalam, detail dan gamblang. Keterangan ini membuat tenteram (hati) orang – orang yang beriman. Orang – orang yang shalih merasakan kenikmatan dengan mengetahuinya, dan orang – orang yang bertaubat merasakan kesenangan dengan mengingatnya.
1. Orang yang pertama kali masuk Surga
Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Pada hari kiamat nanti aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta agar dibukakan (pintunya). Maka penjaga bertanya “Siapa anda?”Aku menjawab : ”Muhammad.” Selanjutnya dia berkata:”hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pitu ini dan dilarang bagi seorangpun sebelummu.”” (HR.Muslimno.188 )
Dari hudzaifah Radhiallahu”anha, ai berkata bahwa Rasulullah bersabda “Semua anak Adam berada di bawah benderaku pada hari kiamat, dan aku orang pertama yang dibukakan pintu Surga” (Shahiihul Jaami’ no. 6995)
2. Sifat rombongan pertama yang masuk Surga
Dari sahabat Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang pertama kali masuk Surga dalam keadaan bagaikan bulan dimalam purnama. Orang yang masuk setelah mereka bagaikan bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat Bukhur (pewangi ruangan dan tubuh) mereka adalah batang kayu gaharu. Isteri -isteri mereka semuanya para bidadari. Bentuk tubuh bapak mereka, Adam; tingginya enam puluh hasta di langit.” (Muttafaq “alaih,{al-Bukhari no. 3327 dan Muslim no.2834})
3. Pintu – pintu Surga
Dari sahabat Sahl Sa”ad, ia berkata Rasulullah bersabda:”Di dalam Surga ada delapan pintu, diantaranya Surga ada yang bernama “Ar-Rayyan”. Pintu itu tidak dimasuki, kecuali hanya oleh orang – orang yang berpuasa.” (HR.Al-Bukhari no. 3257)
4. Tidak ada kematian dalam Surga
Dari Sahabat Abu’ Sa’id dan abu hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah bersabda : “jika penduduk Surga sudah masuk ke Surga, maka ada yang berseru :
“Sesungguhnya kalian akan tetap hidup dan tidak akan mati. Kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit. Kalian akan tetap muda dan tidak akan tua. Kalian juga akan selalu hidup senang dan tidak akan mendapat kesusahan,” (HR. Muslim no. 2837. Diriwayatkan juga oleh Ahmad no. 11905, at-Tirmidzi no. 3246.)

5. Kedudukan Penghuni Surga dan Tingkatan-tingkatan Surga
Dari Sahabat Abu Hurairah,ia berkata,Rasulullah bersabda:”Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke Surga, baik dia berhijrah di jalan Allah atau tetap tingal di tanah airnya.” Para Sahabat berkata : “Wahai, Rasulullah, bolehkah kita memberitahukan ini kepada orang banyak?”Beliau bersabda :”Sesungguhnya di Surga ada seratus tingkatan yang telah disediakan oleh Allah bagi para Mijahiddin fii Sabilillah. Setiap dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian memohon kepada Allah,mohonlah Surga “Firdaus”yang tinggi. Karena Surga dan paling atas. Dan diatasnya terdapat “Arsy ar-Rahman. Dari sana sungai-sungai Surga mengalir.” (HR. Al-Bukhari no.7423,lihat juga Shahiilil Jaami’ no. 7873)
6. Sifat-sifat Penduduk Surga
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda:”Penghuni Surga akan masuk Surga dengan tubuh dan wajah yang tidak berbulu, dan bercelak,mereka berumur 30 tahun atau 33 tahun.”(Shahiihul Jaami’ no. 7924)
7. Wanita-Wanita Penduduk Surga
Dari Anas bin Malik,ia berkata,Rasulullah bersabda:”…Kalaulah seorang wanita penduduk Surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia,niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Dan sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan sisinya.” (HR.Al-Bukhari)
8. Makanan dan minuman penghuni Surga
Dari Muwiyyah bin Haidah, ia berkata, Rasulullah bersabda : “sesungguhnya di Surga ada lautan air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian darinya sungai – sungai mengalir.” (Shahiihul Jaami’ no. 2118)
9. Pemandangan di Surga
Di Surga ada kenikmatan yang abadi,kebaikan yang merata,dan rahmat dari Allah yang begitu luasnya. Disana ada dipan-dipan tinggi yang terlihat bersih dan suci. Ada gelas-gelas berasal dari emas yang tertata rapi yang disediakan untuk minum,tidak perlu diminta dan dipersiapkan. Ada bantal-bantal dan tilam-tilam untuk bertelekan di waktu bersantai. Di sana sini terhampar karpet-karpet sajadah-sajadah untuk perhiasan dan duduk bersuka ria.Kemahnya yang terbuat dari mutiar,istanya terbut dari emas,hingga pohon yang tumbuh di Surga pun terbuat dari emas.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda : “Tidak ada sebuah pohonpun di Surga, melainksn batangnya dari emas.” (Shahiihul Jaami’ no. 2118)
Ketahuilah, wahai, hamba Allah,bahwa penghuni Surga adalah orang – orang yang merasa takut kepad Allah. Rasa takut yang mendorong kepada kebaikan dan mencegah dari setiap penyimpangan. Rasa takut inilah yang membuat ibadah dan amal menjadi ikhlas, bersih dari noda riya’ dan syirik dari segala bentuknya.
Para penduduk Surga adalah orang – orang yang bertaqwa, takut, lagi waspada. Allah tidak akan menggabungkan dua rasa takut pada satu jiwa, yakni merasa takut kepada-Nya di dunia dan merasa takut kepada-Nya di hari kiamat
Oleh karena itu, siapa yang takut kepada-Nya di dunia, niscaya Allah akan memberikan rasa aman kepadanya di akhirat. Dan bersamaan rasa aman, juga diberikan rasa dekat dan pemuliaan.
Itulah Surga, rambu-rambunya nyata lagi jelas, dan inilah jalannya mudah rata, serta terdapat petunjuk dan penerang disekitarnya. Sekarang, kita akan menuju kesana karena pintu Surga (selalu) terbuka bagi orang – orang yang mau menempuhnya.
Inilah jalan-Nya , sebagaimana yang digambarkan Rasulullah dalam sabdanya : “Surga itu dikelilingi oleh hal – hal yang dibenci (manusia), sedangkan Neraka itu dikelilingi oleh hal – hal yang menyenangkan” (Shahiihul Jaami’ no. 3142)
Juga dalam sabda beliau SAW : “Setiap umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang enggan. ” mereka bertanya : “Wahai, Rasulullah, siapa yang enggan?” Beliau bersabda : “barang siapa taat kepadaku, niscaya dia akan masuk Surga, dan barang siapa durhaka kepadaku, berarti dia enggan (masuk Surga).” (HR. Al-Bukhari).
Inilah jalannya para penempuh jalan ke Surga. Hendaklah kita mempersiapkan diri untuk merealisasikannya dan menerapkannya dalam kehidupan. Ini tidak bisa kita laksanakan, kecuali dengan ilmu yang benar yang bersumber dari kitabullah jalla jalaaluh dan sunah Nabi-Nya dan semoga Allah selalu membimbing kita dalam beribadah dan memasukkan kita ke dalam golongan orang – orang ahli Surga, Amiin.


Diarsipkan di bawah: Al-Ilmu — masjidalkhoir @ 5:27 am



>>Selengkapnya>
Template by : kendhin x-template.blogspot.com